Ads Top

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren



  1. Asal Usul Pondok Pesantren
Pondok pesantren sebagai lembaga Islam pertama kali didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim (Syekh Maghribi) yang berasal dari Gujarat. Beliau terkenal dengan julukan Spiritual Father atau bapak spiritual Walisongo.
Syekh Maghribi disebut sebagai Sunan Gresik karena padepokan yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sekaligus tempat mengajarkan ilmu agama Islam berada di wilayah Gresik, Jawa Timur.
Pondok pesantren didirikan oleh seorang kiai yang mendapatkan dukungan dari masyarakat. Biasanya pesantren berdiri ketika kehidupan masyarakatnya banyak bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu misi pesantren disamping membentuk santri agar menjadi orang yang berilmu dan berakhlakul karimah juga menyebarkan syiar agama Islam.
  1. Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan didirikan atas dasar tafaqqohu fiddin yakni kepentingan umat islam untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama islam. Dasar yang digunakan adalah Q.S. At Taubah : 122.
(وَمَاكَانَ اْلمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّةً فَلَوْلَانَفَرَمِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَارَجَعُوْ اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ (التوبة :١٢٢
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
Adapun tujuan pondok pesantren sebagai berikut:
  1. Tujuan umum pondok pesantren yaitu membina warga Negara agar berkepribadian muslim dan menanamkan nilai keagamaan pada pada semua segi kehidupan serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan Negara.
  2. Tujuan khusus pondok pesantren:
  • Mendidik santri untuk menjadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga Negara yang berpancasila.
  • Mendidik santri agar menjadi kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dan mengamalkan syariat Islam secara utuh dan dinamis.
  • Mendidik santri memperoleh jiwa sosial dan semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan Negara.
  • Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan, khususnya pembangunan material spiritual.
  • Mendidik santri agar dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dalam rangka ikut membantu pembangunan bangsa.
  1. Prinsip-Prinsip Pendidikan Pondok Pesantren
Ada beberapa elemen dan pola hidup santri yang merupakan prinsip-prinsip pendidikan pondok pesantren.
Elemen pondok pesantren:
  1. Kiai sebagai figur sentral, yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang tinggi, kiai bertugas membimbing dan mengajarkan ilmu agama kepada santri. Disamping itu kiai juga sebagai pemutus segala kebijakan dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran bagi santri. Kiai dalam melaksanakan tugasnya dibantu para khadamnya.
  2. Masjid yang dipergunakan sebagai tempat ibadah umat islam dan para santrinya dan juga sebagai tempat pembelajaran para santri.
  3. Santri, yaitu mereka sebagai anak didik yang menuntut ilmu pengetahuan agama kepada para kiainya dan mereka tinggal berdekatan dengan rumah kiai (asrama).
  4. Asrma, yaitu tempat tinggal para santri yang digunakan sebagai tempat melepas lelah setelah seharian melakukan kegiatan pembelajaran.
  5. Kitab kuning, atau bisa disebut kitab klasik yang menjadi sumber pembelajaran para santri.
Pola hidup santri sehari-hari di pondok pesantren:
  1. Santri dibiasakan hidup seadanya baik dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup maupun prasarana pembelajaran.
  2. Santri hendaknya berjiwa ikhlas yaitu jiwa yang tidak didorong oleh ambisi apapun untuk memperoleh keuntungan tertentu tetapi semata-mata demi ibadah kepada Allah SWT.
  3. Santri harus berjiwa sederhana, dalam artian mempunyai kekuatan dan ketahanan hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan, harus berjiwa besar, berani maju terus dalam menghadapi perkembangan sosial.
  4. Santri harus berjiwa ukhuwah islamiyah, yaitu berjiwa demokratis yang tergambar dalam suatu dialogis dan akrab antarkomunitas pondok pesantren yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan mewujudkan suasana damai, sepenanggungan yang membantu dalam pembentukan dan pembangunan idealisme santri.
  5. Santri dididik untuk mandiri dalam rangka membentuk kondisi pondok pesantren sebagai institusi pendidikan Islam yang merdeka (tidak menggantungkan diri pada bantuan pihak lain). Jadi harus mampu berdiri atas kekuatan sendiri.
  6. Santri berjiwa bebas dalam memilih alternatif jalan hidup untuk masa depannya dengan jiwa besar dan sikap optimisme dalam menghadapi segala problema hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
  7. Tunduknya santri kepada kiai, semua perbuatan yang dilakukan setiap warga pesantren sangat tergantung pada restu kiai.
  8. Kebiasaan untuk melakukan amal saleh, puasa dan takarub kepada Allah SWT (prihatin/tirakat).
  9. Kedisiplinan sangat ditekankan dalam kehidupan di pondok pesantren.

No comments:

Powered by Blogger.